Hidup Berkualitas dengan Baca Buku

0 komentar


“Baca buku memberi nafas untuk hidup” inilah taglineku tentang baca buku. Bila tidak baca buku, hidup terasa kurang motivasi dan akan timbul rasa malas untuk berktivitas. Kalau sudah malas dalam beraktivitas, hidup pun kurang berkualitas. Nah, karena hidup hanya sekali apa mau hidupnya tak berkualitas?

Saat saya mengikuti pelatihan seven habits yang diselenggarakan oleh Dunamis Poundation, seorang trainer mengatakan bahwa, kualitas diri seseorang ditentukan dari apa yang telah dibacanya. Bagiku modal dasar untuk menentukan berkulitas hidup seseorang dengan baca buku. Membaca buku membuatmu banyak pengetahuan, wawasan, motivasi hidup, kesenangan, dan sebaginya. Membaca buku juga membuat otakmu berfungsi dengan baik. Seperti, berlatih konsentrasi, memahami makna tulisan, mampu membaca susana, selalu menggali informasi, dan masih banyak lagi.

Awal Suka Buku
Hobi baca buku awalnya saya raskan ketika kelas 2 SMP. Saat itu saya mengikuti organisaasi di sekolah. Saat berkumpul dengan teman-teman satu organisasi, mereka selalu membahas isi buku yang telah dibaca. Saya yang tidak baca buku hanya menjadi pendengar yang baik untuk menutupi ketidaktahuan saya tentang buku. Terus-menerus hanya jadi pendengar sungguh tidak menyenangkan, seolah-olah keberadaan saya tak dianggap. Kemudian, saya mengumpulkan uang jajan selama kurang lebih dua minggu hanya untuk membeli satu buku. Dapatlah buku yang jumlah halamannya tidak lebih dari 80 halaman.  Setelah selesai di baca saya bawa ke teman-teman organisasi. Saya ceritakan isi buku itu ke mereka, dan keberadaan saya mulai diakui. Senang rasanya, perasaan saya saat itu. Saya pun berusaha di pertemuan-pertemuan selanjutnya harus bawa buku. Perpustakaan, menjadi penyelamat uang jajan saya.    

Sejak saat itu saya jadi senang baca buku. Walau awalnya hanya ingin diakui oleh orang lain, namun buku tertnyata punya magnet tersendiri agar kita bisa terus membacanya. Dulu, saya senang baca buku tentang remaja, baik fiksi maupun nonfiksi. Seiring berjalannya waktu, saya bukan berda pada posisi remaja lagi, buku yang saya suka sejak kuliah sampai saat ini adalah tentang motivasi pengembangan diri dan agama.

Buku motivasi pengembangan diri membuat saya untuk terus mengaktualisasi diri, penyemangat untuk berkembang, menggali potensi, mamaknai hidup, dan menjadikan hidup berkualitas. Sedangkan buku-buku agama saya pilih karena, sebagai makhluk Tuhan hendaknya perlu mengetahui dan mempelajari aturan-aturan dan norma-norma yang diberikan oleh-Nya.  

100.000 per bulan saya alokasikan untuk membeli buku setiap bulannya. Walau sebenarnya kadang suka lebih dari bujet. Tapi gak mengapa, tidak rugi menghabiskan uang untuk beli buku. Jujur saja, di mana pun ilmu mahal harganya. 

Jadikan buku itu sahabat
Bagaimana perasaanmu bila punya sahabat? Sangat senang bukan? Adanya sahabat dapat memberikan kita dukungan untuk lebih maju dan memberi nasihat bila kita salah. Buku bisa dijadikan sahabat. Karena, bisanya apa yang ingin dibaca itulah sebenarnya apa yang sedang kita dibutuhkan. Buku itu sahabat, suka menghibur dikala sedih. Buku itu sahabat, dapat menjadi petunjuk sebelum tersesat. Buku itu sahabat, mengajak kita untuk masuk ke gerbang kesuksesan.




Penyebar Virus
Kebiasaan baik wajib ditularkan agar tidak kalah dengan kebisaan jahat. Membaca adalah sebuah kebiasaan baik, virus baik, maka wajib ditularkan kebiasaan ini. Sebagai guru dan mengelola juga perpustakaan sekolah, saya menyebarkan virus ini ke murid-murid dengan program one month three book bila ada yang mencapai target akan saya berikan satu buku gratis. Asyik kan!! Saya akan memberikan penghargaan buat orang (siswa) yang menghargai hidupnya dengan menambah kulitas hidup melalui baca buku.

Yuup, yang belum punya hobi baca buku, ayo dari sekarang sempatkan waktu untuk baca buku. Keuntungan baca buku lebih bnyak dari pada membuang waktu hanya sekadar baca status FB atau BBM teman. Yuk tingkatkan kulitas hidup dengan baca buku.           



Posting Komentar