Awal saya membeli buku ini karena bergabung dengan Facebook Nazrul Anwar,
kalau suka baca status FBnya saya selalu menjawab “iya ya”. Status tentang
isi hati, emmm.. menurut saya ini hal yang paling disukai siapapun. Satu bulan
buku GENAP ini mulai dipromosikan, saya memesannya. Ketika paket buku sudah
sampai, woooow,, eksklusif baget buku ini, satu buku satu kardus khusus.
Didesign khusus bersampul GENAP.
Ketika melihat cover buku ini ada tulisan “Ketika Aku dan Kamu Menjadi
Kita”, dalam hati ada pertanyaan, siapakah kamu? sehingga menjadi kita. Hihihihi
SIAPAPUN KAMU, judul bab
pertama buku ini. Saya baca dengan santai, seperti saya membaca buku-buku baru
lainnya. Ketika selesai membaca paragraf pertama, langsung mata, hati, dan
pikiran saya menyatu untuk sama-sama membaca buku ini dengan cermat, penuh penghayatan.
Jiwa dan hati saya terhanyut pada gaya bahasa penulisan Nazrul Anwar yang
ringan. Benar-benar bab ini membawa saya pada suatu ruang di mana saya
sendirian, dan sedang menanti pangeran yang akan datang untuk menggenapi saya. Cieeeee ^_^
Bagi pembaca yang sedang menanti pasangan hidup dikategorikan oleh Nazrul
Anwar berada di ruang tunggu. Menunggu ketetapan-Nya, kapan dan dengan siapa ia
menggenap? Nazrul Anwar menyakinkan pembaca bahwa, selama ini ketetapan-Nya
tidak pernah salah, Dia selalu tahu waktu yang paling tepat. Hanya tinggal
kitanya yang yakin atau tidakkah dengan ketetapan-Nya.
Entah kenapa setelah selesai membaca bab pertama buku ini, saya tidak mau
melanjutkannya. Saya melempar buku ini. Hati dan pikiran saya begitu dalam
menghayatinya. Seolah saya tak akan sanggup membaca bab-bab selanjutnya.
Padahal, bab pertama isinya kurang dari satu lembar.
Esok harinya saya mencoba memberanikan diri dengan membuka hati dan jiwa
untuk melanjutkan bacaan. Kali ini harus lebih siap apapun yang telah disajikan
Nazrul Anwar dalam tulisannya. Pembaca diajak memaknai arti pasangan, idealnya
pasangan, cinta, rindu, kesederhanaan, dan nano-nanonya hidup menggenap.
Semakin dibuka halaman berikutnya semakin menarik untuk dibaca. Jadi, -setelah
mengikhlaskan diri baca buku GENAP- kalau belum di baca sampai habis, belum mau
udahan. Hehehe bacaan yang tak ingin
berhenti untuk di baca kalau belum tamat.
Berkaitan dengan pasangan, saya memang punya standar dalam memilih
pasangan, dan saya yakin ini pun bukan hanya terjadi pada diri saya saja. Aku,
kamu, kalian pasti juga punya standar untuk menentukan sisi kualitas pasangan.
Biasanya hal ini ditentukan agar diri kita tidak salah pilih dan menyesal
nantinya, rasanya bahagia sekali jika standar yang telah kita tentukan
benar-benar terpenuhi.
Ketika saya mengidamkan sosok perfeksionis, seketika hilang. Bab keempat
buku ini, membuka hati saya tentang
sebenarnya hidup bukan permasalahan bersama
siapa kita menjalaninya. Tapi tentang bagaimana
kita menjalaninya. Jadi, sipapun orang yang telah dikirimkan-Nya untuk
menggenap dengan diri ini bukan sebuah masalah, karana semua tentang cara.
Menerima ketetapan-Nya adalah hal bijak dalam hidup. Kenyataan membuktikan,
banyak orang menggenap dengan pasangan di luar kriterianya, bahkan jauh dari
kriteria yang telah ditentukan. Tapi, tetap hidup bahagia. Naahh mungkin inilah
yang dinamakan jodoh. Secantik apapun rencana yang telah kita susun, lebih
cantik lagi rencana-Nya. Iya gak?
Semakin dalam membaca buku ini semakin saya mengerti bahwa tak ada
pasangan ideal. Karena tak ada manusia yang sempurna. Karena berlatar belakang
dari ketidaksempurnaan maka, ketika menggenap pun tetap tidak bisa menjadi
pasangan yang ideal. Karena ideal itu proses, lalu bagaimana agar bisa tetap
bersama sampai mati? Yaaa pasangan ini harus saling mengerti dan menerima
tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tooh dalam hidup ini tak ada
masalah yang tak bisa diselesaikan. Selagi mau duduk bareng, bisa saling
menerima dan mau memperbaiki diri.
Nazrul Anwar paling bisa memberikan ekspersi pembaca senyum-senyum
sendiri saat baca buku ini. Bagaimana tidak, dialog romantis dimunculkan.
Seromantis apa si? Seromantis kamu dan pasanganmu bisa saling menerima dan
menghargai satu sama lainnya. Buku ini tak berbahasa cinta melagit, tapi justru
dengan bahasa cinta sederhana yang mampu diterima oleh hati. Sesuatu yang
ditulis dengan hati maka akan sampai ke hati pula.
Sisi lain yang saya tangkap dalam buku ini, menyadarkan saya arti hidup.
Walau buku ini serial CINTA tetap ada makna kehidupan, arti kehidupan masuk ke
dalam hati saya. “Menerima ketetapan-NYA” kalimat inilah yang masuk dalam hati
saya. Menerima ketetapanNya bukan hanya menerima pasangan saja, tapi rejeki,
lingkungan, teman, pekerjaan, hidup, dan lain-lain tentang sebuah TAKDIR.
Menurut saya buku ini memang ditulis dengan hati. Hati Nazrul Anwar untuk
menikahi Linda Kusumawardini. Beberapa minggu setelah baca buku ini ada yang
membuat saya terkejut. Tenyata buku ini dijadikan mahar oleh penulis untuk
istrinya. So sweet….
Yuup.. buat kalian yang akan menggenap, dan telah menggenap. Saya
sarankan baca buku ini. Anda akan tahu arti sebenarnya menikah dan pasangan.
Selamat membacaaaa..
Salam Menulis Ukhty Iza ^_^
Bukunya bisa dibeli dimana ya? Tks :)
BalasHapusTerimakasih buku ini telah menginspirasi aku
BalasHapus