Karena Hasil Tak Pernah Menghianati Proses

2 komentar

Hari ini saya mengadakan acara SUN 2016 (Sukses Ujian Nasional 2016) di tempat saya bekerja, SMK Informtika Utama. Ini adalah acara motivasi UN yang diadakan setiap tahun dengan motivator luar biasa. Kali ini saya mengundang Arif “Dahsyat”. Sebelum acara motivasi murid-murid saya bertanya “Bu, itu Dahsyat yang di TV?” saya tersenyum mendengar pertanyaan mereka. Nama aslinya Arif, “Dahsyat” di sini bukan nama sebenarnya. Ini adalah julukannya. Sebagai motivator mereka punya julukan terhadap dirinya, sebagai ciri khas dan pembeda bagi yang lainnya. Contoh Mario Teguh dengan julukan “Super”, Archan “Sang Provokator”,  Jamil Azzaini “Suksesmulia”, Andrie Wongso “Luar Biasa”, dan masih banyak lagi.

H-4 menjelang Ujian Nasional. Waah… perasan campur aduk buat siswa yang akan menghadapi UN. Tegang, cemas, takut, khwatir, siap, yakin, belajar, nilai, mental, benar, salah, sehat, tengah bersarang di otak mereka. Walau pun di tahun ini UN tidak menjadi syarat mutlak kelulusan, dalam artian selagi siswa tersebut mengikuti ujian nasional dengan baik maka, sudah dipastikan lulus UN. Dengan catatan sekolah mau meluluskannya, tapi dapatkah mereka memperoleh nilai terbaiknya. Tak bisa dipungkiri, nilai menjadi penentu mereka nantinya, apalagi siswa saya ini adalah siswa SMK, orientasinya lulus sekolah langsung kerja dengan keahlian dan keterampiln yang dimiliki. Sudah pasti melamar pekerjaan dengan ijazah yang dimiliki saat ini. Di Ijazah tersebut terpampang nilai-nilai UN mereka. Akan sangat bangga dan senang bila hasilnya memuaskan, dan sangat sedih bercampur malu bila hasilnya mengecewakan.

Nah, proses pendalaman materi UN sebagai bentuk usaha untuk mendapatkan hasil yang memuaskan terus dilakukan. Namun, dalam memperoleh suatu keberhasilan UN tidak cukup hanya dengan melakukan pendalaman materi atau bimbel saja, perlu adanya usaha-usaha lain.

Mental! Inilah yang sering diabaikan dalam menempuh ujian. Karena siap gak siap, suka tidak suka, senang tidak senang, mau tidak mau, UN sudah di depan mata, harus dihadapi! Dengan diberikan motivasi akan memantapkan mental siswa dalam menghadapi UN.

Yuuup kita intip materi motivasi tadi!
Bayak yang bilang belajar tiga tahun tapi ditentukan hanya empat hari. Nah, jika pernyataannya dibalik, ujiannya tiga tahun belajarnya hanya empat hari, adakah yang sanggup? Heee,,, benar juga. Hidup itu proses, ujian juga bagian dari proses yang panjang, untuk naik kelas yang lebih tinggi lagi. Tidak perlu takut dalam menghadapi ujian. karena ujian adalah peristiwa. Bila gagal, yang gagal peristiwnya bukan orangnya. Contoh sederhana, seorang gadis menggoreng tempe lalu gosong, yang gosong tempenya (peristiwnya) bukan gadisnya. Bila yang gosong gadisnya maka gak akan ada satupun gadis yang mau menggoreng tempe lagi. :D :D

Susun targetmu. Menghadapi ujian nasional diibaratkan perjalanan menuju sukses, maka patutlah untuk membuat target yang jelas dan tumbuhkan keyakinan, karena yakin itu adalah tujuan. Mengapa seorang pemain bola bersemangat untuk lari menggiring bola? Karena dia tahu, targetnya adalah gawang. Target menentukan langkah, jika sudah jelas targetnya maka jelas pula langkahnya. Perlu diingat! Seorang pelari sehebat apapun, tidak akan pernah menang dalam perlombaan jika tidak tahu finisnya.

Usaha dengan optimal. Seindah apapun impianmu, setinggi apapun cita-citamu, jika tak ada usaha yang nyata maka tak akan bisa terwujud. Bila cita-cita setinggi langgit maka usahanya harus melangit. Jika ingin mendapatkan ikan hiu maka dia bisa didapatkan di laut bukan di sungai. Tentunya dibutuhkan usaha yang besar untuk mendapatkan seuatu yang besar. Sebagai seorang pelajar, maksimalkan belajarmu. Belajar bisa dilakukan dengan mandiri ataupun kelompok. Tidak ada yang sulit jika mau belajar dan berlatih. Kerjakan soal-soal UN kemudian bahas, latihan bahas, latihan bahas, begitu seterusnya agar terbiasa mengerjakan soal-soal UN. Usaha yang maksimal maka memperoleh hasil yang maksimal, karena hasil tak pernah menghianati proses.   

Efektifkan waktu. Semua orang mempunyai waktu yang sama yaitu, 24 jam dalam sehari. Siapapun kita, orang sukses, pengangguran, orang kaya, orang miskin, semuanya diberikan jatah waktu yang sama. Buatlah jadwal, susunlah starategi. Satu menit adalah waktu sangat berharga bagi orang sukses. Per detik adalah waktu yang sangat berharga bagi pelari. Jangan sia-siakan waktu yang sudah Allah berikan kepada kita, karena dalam sehari jatah waktu untuk siswa perprestasi dan siswa biasa saja SAMA. Setidaknya luangkan waktu 2 jam dalam sehari untuk mengerjakan soal-soal UN.

Serahkanlah kepada Allah Ta’ala. Selain berusaha dengan sungguh-sungguh lakukan pula doa dengan sungguh-sungguh. Perbanyaklah doa agar diberi kemudahan. Untuk hasil, serahkan pada-Nya. manusia hanya bisa merencanakan, Dialah yang menentukan hasilnya.

Meminta maaf dan memaafkan. Kemudahan dan pertolongan akan datang bila tak ada ranting-ranting yang mengganggu di jalan dengan saling memaafkan. Ranting-ranting di sini dimaksudkan adalah kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan kepada orang lain. Segeralah minta maaf agar tak ada penghalang lagi berjalan menuju kesuksesan. Ketika menghadapi kesulitan, setelah menemui Allah maka temui orangtua, minta maaf, dan senangkan hati mereka. Dengan keridhoan mereka akan terbuka pintu-pintu pertolongan.

Buat para pelajar yang akan menempuh ujian nasional, tak perlu takut dalam menghadapi ujian ini. Ujian nasional adalah pengantar kalian untuk menuju kesuksesan selanjutnya. Di mana cita-cita dan mimpi-mimpi kalian suah menunggu di depan sana. hadapi UN denagan percaya diri, tumbuhkan keyakian dalam diri bahwa jika orang lain bisa suskses, maka saya pun pasti bisa!



2 komentar:

  1. Jika ujian didefinisikan sebagai penentuan berhasil atau tidak berhasil dalam mencapai harapan/dambaan yang dicapai dalam satuan/saat-saat waktu tertentu, maka sejatinya menjadikan ujian itu bagian dari proses hidup sehari-hari atau menjadikan proses itu sendiri sebagai ujian sehingga tidak ada istilah ujian setelahnya.

    BalasHapus
  2. Jika ujian didefinisikan sebagai penentuan berhasil atau tidak berhasil dalam mencapai harapan/dambaan yang dicapai dalam satuan/saat-saat waktu tertentu, maka sejatinya menjadikan ujian itu bagian dari proses hidup sehari-hari atau menjadikan proses itu sendiri sebagai ujian sehingga tidak ada istilah ujian setelahnya.

    BalasHapus