(Sumber Gambar: www.everfunart.com)
MALU
Oleh: Iza Qonitat
Pagi-pagi Alya sudah kerepotan membereskan tugas yang semalaman diketiknya,
sampai pukul 01.30 didi hari ia duduk di depan komputernya untuk menyelesaikan
tugas yang harus dikumpulkannya pagi ini juga.
Perkulihannya hari selasa membuatnya pusing, Alya harus berhadapan
dengan dosen yang perfect, tak boleh terlambat 15 menit, jika terlambat tetap
diperbolehkan masuk tapi tidak dianggap hadir dalam perkuliahan. Tugas yang
diberikanpu harus tampil rapi, sumber harus dari buku, gak boleh adri internet,
diketik dengan font 12, huruf Times New Roman, spasi 1.5, rata kanan, rata
kiri, atas, bawah dan bla.. bla.. bla.. mungkin mahasiswa menjulikinya miss
perfect.
Seusai mandi dan merapikan perlengkapan yang harus dibawa, Alya tak mau
pusing lagi harus memakai pakaian apa hari ini. Ia biasa berpakaian modis. Tapi,
kali ini Alya tidak menghiraukan hal itu, yang ia inginkan adalah cepat sampai
kampus. Langsung saja Alya mengmbil jilbab kesayangannya warna hijau muda
dengan warna-warni payet dan sulam pita yang menghiaasinyaa.
“Kak, antar
aku ke Terminal Depok ya! Aku sudah kesiangan niiii!!!” Teriak Alya dari kamar
pada kakaknya yang sedang bersiap-siap untuk berangkt kerja. Alya diantarkan
sampai terminal Depok, langsung ia mencari angkot T16 jurusan TMII. Untk menaiki
angkot itu, Alya harus msuk ke dalam terminal dan polisi sudah berjagaa-jaga di
sana.
Mobil angkot merah jurusan TMII memang langka, tak sabar rasanya Alya menunggu
lama. Ia berjalan lagi ke terminal, mobil merah itu ada dibarisan belakang.
Alya langsung menaikinya, rupanya sudah banyak penumpang duduk pada posisinya
masing-masing, untunglah dibarisan keenam masih muat satu orang. Alya duduk di
bagian tengah, di samping kanan kirinya sepertinya mahasiswa, bisa jadi satu
kampus dengan Alya.
Di depan Alya duduk cowok berkaus hitam dengan topi putih bertuliskan
STAR. Alya sedikit melirik cowok tersebut, cowok itu pun memblas dengan
senyuman. Enth kenapa hati Alya berdebar-debar saat melihat senyumannya, tak
disangka cowok sekeren itu mau memberikan senyumannya, Alya menjadi GE ER.
Alya berusaha menghilangkan keGRannya itu dengan mengambil buku roman
karya Pramoedya Ananta Tour dari tasnya yang ia pinjam dua minggu lalu. Fitri,
pemilik buku itu sudah menagih bukunya, karena ada temannya yang ingin
meminjam.
Alya memang agak lama dalam membaca, sudah dua minggu roman Bumi
Manusia jilid 1 belum ia selesaikan. Padahal, teman-teman yang lainnya sudah
sampai jilid 3.
Mobil angkot terus melaju, tak sadar ia sudah sampai Lenteng Agung,
Alya mencoba menutup bukunya. Ia melihat pemandangan jalan. Alya menangkap
bayangan cowok berkaus hitam itumemperhatikannya, Alya menolehkan matanya, cowok
itu kembli tersenyum. Ada apa si dengan cowok ini? Alya penasaran dengan
tingkah laku cowok itu.
Alya kembali melanjutkan bacaannya, tapi kini konsentrasinya mulai
hilang. Cowok itu masih saja memandangi Alya, sambil tersenyum-senyum.
Alya mengalihkan pandangannya pada penumpang lain. Di samping cowok
berkaos hitam ada ibu-ibu, rapi dengan pakaian kantornya. Sepertinya, dia
pegawai ANTAM. Saat Alya melihat, ibu-ibu tersenyum padanya. Bukan hanya dia
saja penumpang lainnyapun demikian, tak satupun diantara mereka yang tak senyum
pada Alya, bahkan ada di antara mereka yang berbisik-bisik sambil mengarahkan
matanya ke Alya.
Alya pun mulai berpikir apa yang terjadi pada dirinya. Ia teringat
semalam baru saja ia memakai masker mentimun sebelum tidur ditambah minum
vitamin untuk kulit. Menurut Kiki teman kampusnya, ini dapat membuat kulit
menjadi sehat dan terlihat cerah. Wahh jangan-jangan saran dari Kiki
benar-benar terbukti. Lihat saja, tak satupun penumpang yang tak memperhatikan
Alya. Sebelum berangkat Alya tak sempat melihat dirinya di cermin. Jadi, Alya
belum mengetahui secerah apa wajahnya.
Mereka masih memperhatikan Alya, terutama cowok keren berkaos hitam tak
henti-hentinya memberi senyum pada Alya. Alya hanya melebarkan bibir bagian
kanan saja.
Angkot terus melaju, untunglah hari ini tidak terjadi macet yang lama. Tibalah
Alya di depan gang kampusnya. “Kiri bang!!” ucap Alya pada supir angkot agar
segera berhenti. Sebelum Alya turun dari angkot cowok berkaos hitam itu
memberikan senyum manis terakhir sambil mengedipka matanya. Aduhhhh, ampuuuuuuu…
Bagi Alya, cowok ini suka padanya. “Tapi sayang, kenapa cowok itu tidak
minta no HPku. Biasanya kalau cowok suka pada cewek langsung berkenalan dan
minta no HP. Tapi, untuk cowok satu ini beda, dia hanya memberi seyum manis
saja. Yaaa mudah-mudahan aja bisa satu angot lagi dia.” Celoteh Alya pada
dirinya sendiri.
Alya berjalan dengan cepat, sampailah ia di depan gerbang kampus. Ketika
ia sampai tepat di pintu kampus, Alya melihat jam besar yang terdapat di lobby
kampus. Untungnya baru terlambat 10 menit.
Alya berjalan mulai menaiki tangga, di sekitar tangga masih banyak
mahasiswa yang nongkrong. Upsss.. mata mereka tertuju pada Alya, Ia pun menjadi
GE ER yang berkepanjangan, bukan hanya penumpang di dalam angkot saja yang
memperhatikan Alya, di kampus pun demikian. Kiki memang benar-benar hebat saran
dari dia membuahkan hasil.
Alya merasa dirinya seperti di iklan-iklan kosmetik, wajahnya tampak
cantik menjadi pusat perhatian banyak orang, terutama cowok-cowok yang gak bisa
kedip kalo ngeliet. Dengan kepercayaan diri yang tinggi Alya berjalan menuju
ruang 127. Wahhh, kalau gini jadinya nanti siang Kiki harus diteraktir makan
niii.
Saat mengintip dari celah pintu, suasana tampak tenang, dosen sudah
datang. Segera Alya mengetuk pintu dan duduk di barisan depan dekat pintu. Bangku
kosong memang sudah dipersiapkan oleh Fitri untuk Alya.
Belum sempat Alya mengeluarkan buku catatannya, Fitri mendekati telinga
Alya, berbisik Fitri dengan pelan, “Al, kamu pakai julbab terbalik tuuuhh!!!”
gemetar tangan Alya, tubunya tersa dingin. Tidak mungkin!!! “Coba kamu lihat ke
bawah, sepatumu warnanya berbeda” tambah bisikan Fitri membuat Alya jadi panas
dingin.
Rasanya Alya ingin ke kamar kecil tapi, tubunya
terasa kaku. Ya tuhannn pantas saja cowok berkaos hitam dan penumpang lainnya juga
mahasiswa yang duduk di anak tangga kampus memperhatikannya sambil tersenyum. Rupanya
jilbab yang dipakai Alya terbalik dan menggunakan sepatu dengan warna yang
berbeda. Aduhh…. MALU… MALU… MALU…
^_^ Iza Qonitat, 2010
_Karya ini dibuat pada tahun 2010. Dan telah dimuat di buletin Alfabet Depok_
Menarik banget.
BalasHapusTop dah cerpennya bu iza.
Awalnya pede abis di akhir jadi minder
hahahahahah :D