(sumber gambar:funnyjunk.com)
Semburat
merah terlihat dari ufuk timur. Suasana jalan raya sangat ramai dipadati pengendara bermotor. Tapi tidak di
taman kota, agak sepi di hari kerja. Sudah dua menit aku menunggu kedatangan
Dimas yang semalam menelponku untuk bertemu kembali di taman kota. Dimas, teman SMA-ku. Hubungan
kami sangat dekat sejak kelas 3 SMA dulu. Setelah lulus sekolah pun kami masih berkomunikasi dan sering pula bertemu di tempat-tempat yang nyaman. Seperti
taman kota, café, atau kampus sehingga, tumbuh perasaan “lain” di hatiku. Sayangnya aku hanya bisa memendam rasa ini sendiri.
Smartphone baruku berdering.
“Halo Zee, kamu di mana?”
“Aku sudah di taman kota, dekat air mancur, di bawah pohon Tanjung.”
“Tunggu sebantar ya, Zee, aku sedang beli sesuatu. Kira-kira lima menit
lagi sampai.”
“Oke. Aku tunggu.”
Sering sekali dia terlambat. Ada saja alasannya. Tempat ini memang menjadi
tempat favorit kami untuk melepas lelah. Bahkan datang hanya sekadar makan mie ayam berdua. Dimas, lelaki beralis
tebal itu selalu membuatku semangat dalam hidup. Saat ku melamun, tiba-tiba seseorang menutup mataku dari belakang. “Dimas, aku gak bisa lihat.”
“Aku bukan Dimas.”
“Mana mungkin kamu bukan Dimas? ku sangat hafal bau parfummu. Ayo lepaskan tanganmu dari mataku,
pemilik alis ulat bulu!” paksaku sambil tertawa.
“Akan ku lepas tapi kamu
harus janji!”
Tak seperti biasanya Dimas seperti ini. Dia terasa berbeda, sedikit, ah
semoga saja ini saatnya. Saatnya Dimas untuk mengungkap rahasia hatinya.
Rahasia yang sebenarnya sudah aku tahu.
“Janji apa?”
“Kalau aku lepas tanganku jangan kau buka matamu sampai instruksi yang kuberikan.”
“Baiklah,” aku mengangguk.
“Janji?”
“Janji!” Aku mengacungkan jari kelingking sebagai simbol untuk mengikat
janji.
“Apa yang kamu lakukan, Dim?” sudah tak sabar aku menunggu instruksi Dimas.
“Sebentar,” jawabnya singkat.
Dimas, aku tak sabar menunggu kejutan ini.
“Baik, sekarang buka matamu.”
Cincin? Ku melihat
sebentuk cincin kecil dalam kotak yang indah. Secepat ini? aku tidak menyangka karena selama ini kita tidak
pernah bercerita tentang perasaan. Benarkah selama ini kau
menyimpan perasaanmu dalam-dalam sama halnya sepertiku? Oh Dimas, ku memang mencintaimu tapi ini terlalu cepat. Alangkah baiknya kita nikmati dulu kebersamaan ini,
jalan, nonton, ke mall, makan bersama, bernyanyi di bawah rembulan.
Aku menatap wajahnya, bola matanya terlihat bersinar, senyumnya
menenangkan.
“Sayang, maukah kau menjadi kekasihku?”
Sayang? Sejak kapan dia bilang kata itu padaku. Aku harus jawab
apa? aku belum pernah seperti ini. Terlalu tiba-tiba bagiku menuju ke arah itu.
“Benarkah, Dim?” jawabku gemetar dan penuh tanda tanya.
“Iya. Maukah kau menjadi bidadari hidupku?”
Ini benar-benar gila. Ini seperti bukan dirimu, Dim.
“Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Hari-hariku buram tanpamu. Kau wanita
berambut panjang, bermata rembulan, berhati permata. Wajah indahmu selalu
menari-mari di bola mataku. Maukah kau
menjadi mentariku?”
Apa? Wanita berambut panjang? Rambutku pendek. Hey Dim, apa yang kau
ucapkan?
“Reina, tolong jawab?”
Reina, siapa dia? “Dim, aku Zee. Siapa Reina?”
“Zee, aku sedang latihan untuk menyatakan cintaku pada Reina. Ayolah, bantu
aku!”
Ya Tuhan. Mataku berkaca-kaca. Mengapa kamu tak pernah bercerita tentangnya kepadaku, Dim? Untung belum aku jawab dengan sungguh-sungguh. Dasar bodoh.
“Zee? Kamu menngis?”
“Aku terharu, Dimas. Ku gak menyangka.” Ku terpaksa tersenyum.
kerennn abisss, bu faiza kalau bikin cerita.
BalasHapusTerima kasih Anike sudah mampir
BalasHapuskeren bu, gak disangka akhirnya
BalasHapusUjung cerita nya bagus bu
BalasHapusterima kasih Dewi dan Yunika sudah mampir, semoga terhiburrr :)
BalasHapusJadi terharu abis baca cerita nya bu :)
BalasHapussad ending, selesai baca jadi terharu
BalasHapussesuai judulnya, membuat saya terharu
BalasHapusHallo saya septiana sari. Keren banget bu ceritanya membuat saya sangat terharu:(
BalasHapusHallo saya septiana sari. Keren banget bu ceritanya membuat saya sangat terharu:(
BalasHapusTeharu baca ya,Bagus cerita nya dan saya akan sering berkunjung ke blog ini
BalasHapusBest regards :Muhammad Al Hafizh
plotwist ya bu:(
BalasHapus