Pagi tadi saya menghadiri acara
seminar untuk anak dan orang tua. Acara ini diselenggrakan oleh Cahayaloka
bertemakan “Bahaya Pornografi dan Ketertarikan Sesama Jenis”. Panitia acara
meminta saya untuk menjadi MC, tepatnya MC untuk anak-anak dan Mbak Galuh
untuk orang tua. Oh iya, acara seminar untuk anak dan orang tua ini dilakukan
bersamaan namun tempat terpisah.
Dahulu anak-anak bermain dengan teman-temanya
seprti; petak umpet, layang-layang, kelereng, boneka, dan lain-lain. Pastinya permainan itu membutuhkan teman, bila
tidak ada teman si anak pasti tidur. Nah, buat zaman sekarang bermain gak
selalu membutuhkan teman. Bermain sendirian di dalam rumah pun jadi. Asalkan ada
yang namanya gadget. Saat ini siapa
si yang tidak punya gadget? Mulai dari
orang tua sampai anak-anak punya benda ini. Jenisnya bermancam-macam, ada yang
laptop, tablet, atau Smartphone. Benda ini tidak lengkap kalau tidak dilengkapi
oleh “internet”. Kata orang, internet dapat memudahkan berkomunikasi dan juga
mencari informasi dengan cepat. Kalau yang saya rasakan memang benar. Internet membantu
saya untuk terhubung dengan teman-teman, saudara, rekan kerja, bahkan dengan orang
yang tidakku kenal. Heeee… begitu pun dengan mendapatkan informasi, sangat
cepat sekali. Informasi yang berkembang pesat bisa saya dapatkan setiap
detiknya. Adanya intrnet juga dapat membantu saya untuk berbagi cerita dan pengalaman hidup, seperti yang saya tulis di blog ini. ^_^
Lalu, bagaimana jika gadget dan internet ini berada di tangan
anak-anak? Gadget dan internet memang
banyak sisi positifnya, tapi lebih banyak lagi sisi negatifnya. Internet kalau
dilihat dari sisi permukaan sangat baik untuk membantu pekerjaan kita
sehari-hari, tapi kalau dilihat dari dasar, internet banyak unsur
kejahatannya. Maka, saya tanyakan lagi
bagaimana jika gadget dan internet berada di tangan anak-anak?
Acara seminar tadi yang dihadiri sekitar 40 anak-anak dengan usia 4 sampai 12 tahun sebagai pembukaan saya tanyakan “Apakah kalian punya handphone?” mereka semua serentak mengangkat tangannya, menandakan bahwa mereka punya handphone. Kemudian sang narasumber Kak Wina dari Sahabat Generasi menanyakan kembali “Apakah handphone/gadget kalian ada internya?” semua peserta mengangguk dan menjawab “ya”. Agak kaget saya mendengarnya, anak masih usia SD sudah diberikan HP lengkap dengan fasilitas internet. Biasanya mereka gunakan gadget tersebut untuk berkomunikasi dengan orang tua/teman/lain-lain, games offline maupun online, Facebook, hingga youtube.
Otak manusia terdiri dari lima bagian: otak kiri, otak kanan, otak tengah, otak depan, dan otak belakang. Otak depan merupakan pusat untuk melakukan penilaian, pencernaan yang akan memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Otak depan anak belum berkembang dengan baik pada usia ini. Belum bisa menilai baik buruk sesuatu hal. Otak belakang merupakan pendukung otak depan. Otak belakang menghasilkan dopamin yakni, hormon yang menghasikan rasa nyaman. Bila sang anak merasa nyaman dengan apa yang ia lihat di internet, nantinya ia akan kecandua dan sulit untuk dihilangkan.
Siapa yang memberikan mereka gadget? Sudah pasti orang tua.
Beraneka ragam ketika orang tua
ditanya tentang mengapa anak-anaknya yang masih di bawah umur sudah diberikan gadget dan internet. Ada beberapa
kemungkinan; 1) Sudah zamannya anak-anak akrab dengan gadget, 2) Diberikan
gadget agar anak tidak rewel, 3) Ikut-ikutan anak tenagga atau teman
sosialitanya, 4) Cara mudah agar anak tidak ganggu orang tuanya. Maka jangan
heran di zaman sekarang anak dan orang tua tidak dekat, karena ada yang menarik
anak-anak yakni, gadget. Komunikasi dalam keluarga tidak di bangun, keluarga
menjadi punya duanianya masing-masing, berbicara tak lebih dari lima kata. Yang
jauh menjadi dekat yang dekat menjadi jauh, itulah efek gadget dan internet.
Awal bulan Maret ini saya mengadakan
acara seminar parenting bertemakan “Tepat Mendidik Anak di Era Teknologi” dengan
narasumber Aranggi Soemardjan Founder Clevio Coder Camp menyajikan fakta-fakta
kejahatan penggunaan internet. Jadi, banyak-banyak istighfar ketika beliau
menampilkan keyword dengan reting tertinggi di google. Penggunaan internet 4-10% surface web seperti wikipedia, untuk kesehatan, pendidikan, dll. 90-96 % drak web yakni, internet gelap, illegal information, drug, pornografi, dll.
Sempat muncul petanyaan juga di
pikiran saya, apa si motif mereka (peng-upload konten tidak baik) meyebarkan hal
itu. Kalau dari sisi pengamanan internet itu bebas akses, jadi siapapun bisa
melihat apa yang mereka berikan di dunia maya. Anak baru lahir pun bisa kenal
internet karena beberapa menit ia lahir di ajak selfi ortunya dan
disebarluaskan di medsos. >_<
Saat break acara tadi,
ngobrol-ngobrol bentar dengan narasumber. Kesempatan saya untuk bertanya pada narasumber. Mereka melakukan hal itu karena “uang dan ingin menghancurkan
generasi”. Ohhhh tidak,, menghancurkan generasi!!!
Anak-anak dengan cara berpikirnya belum
matang, otaknya masih terus berkembang. Butuh didikan dari orang terdekatnya (orang
tua). Jika peran orang tua digantikan oleh gadget
dan internet, apa yang akan terjadi pada anak-anak? Mungkin kita bisa berkaca
pada realita yang ada saat ini.
Jika terlanjur sudah memberikan
gadget, maka damping sang anak dalam menggunakannya. Temani, dan selalu jalin
komunikasi antara orang tua dan anak. Berikan pemahaman agama, kenalkan
Tuhannya yang tak pernah tidur, kenalkan dosa, batasi penggunaannya. satukan persepsi dan pemikiran, dorong mereka untuk mengambil risiko, jadilah "teman baik" anak ajarkan cara mengambil keputusan di keseharian.
Buat ayah bunda, yuk selamatkan
generasi kita. karena anak adalah investasi dunia akhirat ayah bunda.
#savechildren
Posting Komentar