LINDUNGI ANAK DARI GADGET DAN INTERNET

0 komentar

Pagi tadi saya menghadiri acara seminar untuk anak dan orang tua. Acara ini diselenggrakan oleh Cahayaloka bertemakan “Bahaya Pornografi dan Ketertarikan Sesama Jenis”. Panitia acara meminta saya untuk menjadi MC, tepatnya MC untuk anak-anak dan Mbak Galuh untuk orang tua. Oh iya, acara seminar untuk anak dan orang tua ini dilakukan bersamaan namun tempat terpisah.

Dahulu anak-anak bermain dengan teman-temanya seprti; petak umpet, layang-layang, kelereng, boneka, dan lain-lain.  Pastinya permainan itu membutuhkan teman, bila tidak ada teman si anak pasti tidur. Nah, buat zaman sekarang bermain gak selalu membutuhkan teman. Bermain sendirian di dalam rumah pun jadi. Asalkan ada yang namanya gadget. Saat ini siapa si yang tidak punya gadget? Mulai dari orang tua sampai anak-anak punya benda ini. Jenisnya bermancam-macam, ada yang laptop, tablet, atau Smartphone. Benda ini tidak lengkap kalau tidak dilengkapi oleh “internet”. Kata orang, internet dapat memudahkan berkomunikasi dan juga mencari informasi dengan cepat. Kalau yang saya rasakan memang benar. Internet membantu saya untuk terhubung dengan teman-teman, saudara, rekan kerja, bahkan dengan orang yang tidakku kenal. Heeee… begitu pun dengan mendapatkan informasi, sangat cepat sekali. Informasi yang berkembang pesat bisa saya dapatkan setiap detiknya. Adanya intrnet juga dapat membantu saya untuk berbagi cerita dan pengalaman hidup, seperti yang saya tulis di blog ini. ^_^

Lalu, bagaimana jika gadget dan internet ini berada di tangan anak-anak? Gadget dan internet memang banyak sisi positifnya, tapi lebih banyak lagi sisi negatifnya. Internet kalau dilihat dari sisi permukaan sangat baik untuk membantu pekerjaan kita sehari-hari, tapi kalau dilihat dari dasar, internet banyak unsur kejahatannya.  Maka, saya tanyakan lagi bagaimana jika gadget dan internet berada di tangan anak-anak? 


Acara seminar tadi yang dihadiri sekitar 40 anak-anak dengan usia 4 sampai 12 tahun sebagai pembukaan saya tanyakan “Apakah kalian punya handphone?” mereka semua serentak mengangkat tangannya, menandakan bahwa mereka punya handphone. Kemudian sang narasumber Kak Wina dari Sahabat Generasi menanyakan kembali “Apakah handphone/gadget kalian ada internya?” semua peserta mengangguk dan menjawab “ya”. Agak kaget saya mendengarnya, anak masih usia SD sudah diberikan HP lengkap dengan fasilitas internet. Biasanya mereka gunakan gadget tersebut untuk berkomunikasi dengan orang tua/teman/lain-lain, games offline maupun online, Facebook, hingga youtube.

Otak manusia terdiri dari lima bagian: otak kiri, otak kanan, otak tengah, otak depan, dan otak belakang. Otak depan merupakan pusat untuk melakukan penilaian, pencernaan yang akan memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Otak depan anak belum berkembang dengan baik pada usia ini. Belum bisa menilai baik buruk sesuatu hal. Otak belakang merupakan pendukung otak depan. Otak belakang menghasilkan dopamin yakni, hormon yang menghasikan rasa nyaman. Bila sang anak merasa nyaman dengan apa yang ia lihat di internet, nantinya ia akan kecandua dan sulit untuk dihilangkan.

Siapa yang memberikan mereka gadget? Sudah pasti orang tua.

Beraneka ragam ketika orang tua ditanya tentang mengapa anak-anaknya yang masih di bawah umur sudah diberikan gadget dan internet. Ada beberapa kemungkinan; 1) Sudah zamannya anak-anak akrab dengan gadget, 2) Diberikan gadget agar anak tidak rewel, 3) Ikut-ikutan anak tenagga atau teman sosialitanya, 4) Cara mudah agar anak tidak ganggu orang tuanya. Maka jangan heran di zaman sekarang anak dan orang tua tidak dekat, karena ada yang menarik anak-anak yakni, gadget. Komunikasi dalam keluarga tidak di bangun, keluarga menjadi punya duanianya masing-masing, berbicara tak lebih dari lima kata. Yang jauh menjadi dekat yang dekat menjadi jauh, itulah efek gadget dan internet.

Awal bulan Maret ini saya mengadakan acara seminar parenting bertemakan “Tepat Mendidik Anak di Era Teknologi” dengan narasumber Aranggi Soemardjan Founder Clevio Coder Camp menyajikan fakta-fakta kejahatan penggunaan internet. Jadi, banyak-banyak istighfar ketika beliau menampilkan keyword dengan reting tertinggi di google. Penggunaan internet 4-10% surface web seperti wikipedia, untuk kesehatan, pendidikan, dll. 90-96 % drak web yakni, internet gelap, illegal information, drug, pornografi, dll.   

Sempat muncul petanyaan juga di pikiran saya, apa si motif mereka (peng-upload konten tidak baik) meyebarkan hal itu. Kalau dari sisi pengamanan internet itu bebas akses, jadi siapapun bisa melihat apa yang mereka berikan di dunia maya. Anak baru lahir pun bisa kenal internet karena beberapa menit ia lahir di ajak selfi ortunya dan disebarluaskan di medsos. >_<

Saat break acara tadi, ngobrol-ngobrol bentar dengan narasumber. Kesempatan saya untuk bertanya pada narasumber. Mereka melakukan hal itu karena “uang dan ingin menghancurkan generasi”. Ohhhh tidak,, menghancurkan generasi!!!

Anak-anak dengan cara berpikirnya belum matang, otaknya masih terus berkembang. Butuh didikan dari orang terdekatnya (orang tua). Jika peran orang tua digantikan oleh gadget dan internet, apa yang akan terjadi pada anak-anak? Mungkin kita bisa berkaca pada realita yang ada saat ini.
Jika terlanjur sudah memberikan gadget, maka damping sang anak dalam menggunakannya. Temani, dan selalu jalin komunikasi antara orang tua dan anak. Berikan pemahaman agama, kenalkan Tuhannya yang tak pernah tidur, kenalkan dosa, batasi penggunaannya. satukan persepsi dan pemikiran,  dorong mereka untuk mengambil risiko, jadilah "teman baik" anak ajarkan cara  mengambil keputusan di keseharian. 

Buat ayah bunda, yuk selamatkan generasi kita. karena anak adalah investasi dunia akhirat ayah bunda.


#savechildren 


Posting Komentar